Waduk Darma di kepung bukit-bukit kecil yang menawan. Keindahannya bak perawan yang rupawan. Pesonanya menebar. Ditambah hawa udara kawasan Kuningan yang sejuk dan bersih. Di tengah waduk terdapat beberapa pulau kecil. Tak jarang orang ingin berlayar dan sekadar menginjakkan kakinya di pulau itu. Tapi, pengelola waduk ini tak menyediakan sarana untuk kebutuhan tersebut. Mungkin ada pertimbangan tertentu mengapa pulau-pulau itu tak jadi target kunjungan.
Ada tiga pulau berada di tengah waduk. Masing-masing bernama Nusa Laja yang punya luas sekitar 1,5 ha. Lalu Nusa Sireum dengan luas mencapai 1 ha. Dan ketiga, Nusa Goong yang arealnya kira-kira 2 ha. Nama-nama pulau itu memang terdengar janggal. Tapi begitulah, sebab nama-nama itu diambil dari fenomena alam masing-masing pulau.
Nama Nusa Goong, misalnya, diberikan karena pada jaman dulu, orang-orang sekitar Waduk Darma sering mendengar suara Goong (gong), yakni alat musik tradisional pelengkap seni gamelan. Hanya saja, siapa orang yang menabuh gong di pulau itu, tak seorang pun tahu. Diperkirakan penabuh gong itu sebangsa lelembut yang menghuni pulau itu.
Begitu pula nama Nusa Sireum. Konon, dinamai itu karena pulau tersebut ukurannya kecil bagaikan semut (sireum). Dan juga kabarnya, di sana terdapat kerajaan semut. Secara umum, bagi mereka yang memiliki ketajaman mata batin, selalu dapat merasakan adanya energi-energi yang bertebaran di sekitar Waduk Darma. Sehingga menurut penuturan warga setempat, tak jarang ada pengunjung yang melakukan olah batin dan semadi di situ.
Penghuni Gaib
Bila ditelusuri, banyak cerita-cerita ganjil menyelimuti Waduk Darma. Cerita-cerita inilah yang melatarbelakangi sebutan angker bagi Waduk Darma. Tapi, cerita-cerita itu tak menyurutkan minat orang mengunjunginya. Bahkan cerita itulah yang justru menjadi daya tarik tersendiri.
Saprudin (40), warga setempat, mengatakan bila hampir tiap tahun, selalu saja ada orang mati karena bunuh diri. Soal benar tidaknya ia mati bunuh diri, memang tanda tanya besar. “Saya sendiri kurang tahu apakah dia mati bunuh diri atau bukan,” ujar Saprudin ragu. Namun banyak yang mengatakan bila ia mati sebagai tumbal penghuni gaib Waduk Darma.
Karena itulah, Saprudin mewanti-wanti pengunjung Waduk Darma agar berhati-hati. Sepanjang niatnya baik, pasti akan dilindungi. Tapi kalau datang ke tempat ini dengan niat tidak baik atau berbuat tidak senonoh, pasti akan terjadi sesuatu. Saprudin lantas menceritakan peristiwa yang pernah terjadi di tahun 1970-an. Waktu itu ada sepasang kekasih yang hilang secara misterius di sekitar Waduk Darma.
Sampai berhari-hari lamanya jejak mereka tak ditemukan. Suatu ketika, mereka ditemukan sudah menjadi mayat dan terpisah satu sama lain. Orang-orang tua di sana mengatakan bila mereka terkena kutukan penunggu danau. Sebab mereka telah mencemari danau itu oleh perbuatan tidak senonoh. “Mereka telah berbuat mesum di tepi danau. Akibatnya penunggu waduk marah dan memangsaa mereka,” tutur pria yang kerap disapa Udin ini.
Lalu, siapa penunggu gaib Waduk Darma? Menurut cerita dari mulut ke mulut, Waduk Darma dihuni siluman belut putih raksasa. Dulu, siluman belut putih ini menampakkan diri. Sehingga kadangkala ada orang yang kebetulan melihatnya. Siluman ini konon tak segan-segan merusak. Misalnya kebocoran Waduk Darma beberapa waktu lalu, orang-orang pintar setempat mengatakan dikarenakan ulah mahluk tersebut.
Tapi hal itu akan terjadi bila ada perbuatan yang tidak baik dilakukan di sekitar waduk. Hal itu pula sebagai peringatan bagi pengunjung. Uniknya, pada di tengah Waduk Darma ada bagian tak pernah keruh sekalipun air di sekelilingnya sedang keruh. Hal ini menjadi rahasia yang tak terpecahkan hingga kini.
Dahulu, ketika Waduk Darma masih berupa ranca (danau kecil), cerita tentang siluman belut utih dan ulahnya sangat mengerikan sering terdengar. Salah satunya ketika pada suatu malam sebuah kendaraan truk melewati kawasan danau. Mendadak si sopir menghentikan truk karena tiba-tiba di tengah jalan nampak sebuah gua. Setelah diperhatikan ternyata apa yang dikira mulut gua itu tak lain adalah mulut siluman belut putih yang sedang menganga. Si sopir langsung tak sadarkan diri.
Ternyata, mahluk mengerikan itu hanya ingin menunjukkan jati dirinya saja. Sebab sopir truk tidak diapa-apakan. Setelah kejadian itu, warga desa menguji kebenaran siluman belut putih ini. Mereka mengikat seekor domba di tepi danau.
Esoknya, binatang itu sudah lenyap. Hari berikutnya, diikat lagi seekor kerbau. Lagi-lagi, binatang itu lenyap tanpa bekas. Akhirnya warga setempat percaya bahwa ranca itu dihuni oleh ular siluman belut putih raksasa.
Oleh: Ekorisanto